
Pemerintah Kabupaten Pacitan, melalui SMP Negeri 1 Arjosari yang bernaung pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan berupaya mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas dan berdaya guna. Namun, upaya itu terkendala karena beberapa siswa bermasalah. Diantaranya; Siswa sering terlambat, membolos, dan ada yang putus sekolah. Hal itu dikarenakan masalah transportasi yang ada hanya pada waktu pasaran tertentu (kalender Jawa).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut sekolah berupaya menyediakan asrama dengan memanfaatkan ruang keterampilan dan gudang. Asrama mirip pondok pesantren. Dengan nama SEGISENTRI (Sekolah Pagi Sore Nyantri).
Berjalannya waktu pada 14 Juli 2016 diputuskan inovasi SEPATU KITA (Sekolah Dapat Upah Keterampilan Tambah). Selain mendapat ilmu agama para siswa juga mendapatkan ilmu keterampilan. Diantaranya; budidaya jamur, pengolahan, dan pemasaran. Keuntungan diberikan pada siswa sebagai upah dalam bentuk subsidi biaya konsumsi. Pada 2017 siswa juga mendapat keterampilan bertani sayuran. Hasilnya untuk konsumsi santri. Akhir 2017 terjadi banjir bandang yang melanda SMP Negeri 1 Arjosari, tak terkecuali SEPATU KITA. Harapan semua punah tiada tersisa.
Pada 2018 SEPATU KITA berusaha bangkit dengan progran yang telah ada. Alhamdulillah berhasil sesuai harapan. Pada 2019 siswa SEPATU KITA bertambah sebanyak 40 siswa. Kegiatan di SEPATU KITA ditambah dengan keterampilan wirausaha sapu lidi. Pada 2020 siswa diberi tambahan keterampilan budidaya lele. Semua keuntungan 60% untuk siswa dan 40% untuk sekolah.
SEPATU KITA memberikan dampak yang positif, diantaranya ; siswa tidak ada yang terlambat, membolos, dan putus sekolah; Aman dari resiko kecelakaan. mendapatkan ilmu agama selain dari sekolah ; mendapatkan ilmu untuk wirausaha; mengurangi pengeluaran orang tua (karena mendapat upah dari keterampilan); mendapatkan prestasi sepak takraw (bermain ketika waktu istirahat).
Keberlanjutan SEPATU KITA didukung Pemangku Kepentingan ( Dinas Pendidikan, Desa, Komite Sekolah, Dinas Perikanan, dan Kemenag). Promosi ke masyarakat tentang keberadaan dan kegiatan SEPATU KITA selalu dilakukan. Selain itu, diversifikasi program (olah raga, seni budaya, dan keterampilan)
Inovasi SEPATU KITA ini sangat mudah direplikasi. Terutama bagi mereka yang mempunyai permasalahan yang sama. Sekolah yang telah mereplikasi inovasi ini adalah SMP Negeri 2 Punung sejak Desember tahun 2016. Penambahan belajar mengaji di sore hari bagi siswa yang belum bisa. MAN 1 Pacitan mendirikan pondok yang bernama Pondok Kholid Bin Walid mulai tahun? 2017.
Testimoni Bapak Indartarto Bupati Pacitan
"Saya sangat mengapresiasi inovasi SEPATU KITA (Sekolah Dapat Upah Keterampilan Tambah) di SMP Negeri 1 Arjosari karena bisa mengatasi masalah di sekolah, antara lain: 1. Siswa sering terlambat, 2. Siswa membolos, 3. Siswa putus sekolah, 4. Siswa mengalami kecelakaan. Keuntungan lain dari inovasi tersebut adalah siswa mendapatkan tambahan ilmu agama, keterampilan (live skill), dan siswa mendapatkan upah. Saya berharap agar inovasi ini bisa terus berlanjut dan dapat direplikasi oleh sekolah lain".